BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kondisi bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
sampai sekarang masih belum menentu,
hal ini perlu
ditanggapi secara arif
dan penuh tanggung jawab.
Semua pihak yang
terlibat dalam pendidikan
hendaknya tidak hanyut dalam aktivitas yang sifatnya
provokatif dan saling menyalahkan satu sama lain. Krisis bangsa yang semakin
akut perlu dihadapi dengan introspeksi diri, sembari berupaya mencari
alternatif solusinya. [1]
Di sisi lain,
masyarakat, baik organisasi
maupun perseorangan, saat
ini sedang berada dalam
situasi yang serba
berubah. Perubahan itu
terutama bersumber dari kencangnya arus
globalisasi sehingga
berdampak pada munculnya ciri
saling terkait antara
satu situasi dengan
situasi yang lain,
dan pada akhirnya
menciptakan hubungan yang sifatnya kompleks.
Dunia
pendidikan mengartikan situasi
ini sebagai sumber
tantangan dan kesempatan. Tumbuh
satu kebutuhan untuk mengembangkan strategi yang efektif demi mengantisipasi dampak
perubahan global. Institusi
pendidikan mulai dituntut untuk
mengembangkan strategi pembelajaran dan
pendidikan yang secara efektif
dapat digunakan sebagai landasan
pengembangan perilaku adaptif yang secara strategis berfungsi menyiasati
situasi yang serba berubah itu. [2]
Pendidikan di indonesia seringkali mengalami dilema dalam mencetak
generasi yang mumpuni dan mempunyai akhlak yang baik. Padahal saat ini Indonesia
mengalami persaingan di kancah internasional yang pendidikannya lebih
mengedepankan rasionalitas tanpa diimbangi dengan agama. Dilema
ini muncul terutama karena kurangnya pendidikan agama sejak dini, usia
kanak-kanak sebagai cikal bakal generasi penerus perlu diberikan pendidikan
agama agar mempunyai keseimbangan antara akal dan iman.
Mempelajari agama merupakan salah satu kewajiban bagi
orang islam. Maka secara naluriah, manusia dituntut bahkan diwajibkan untuk
selalu belajar mempelajari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan yang
bersifat umum. Maka betapa pentingnya belajar, sebagaimana firman Allah SWT :
N¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd
bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ (#qä9$s% y7oY»ysö6ß w zNù=Ïæ !$uZs9 wÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã (
y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOÅ3ptø:$#
Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada
Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para
malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika
kamu memang orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan
kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."(Al-Baqarah : 31 – 32).[3]
Sebagaimana Nabi Adam As, manusia pertama dan pertama
kalinya adanya proses belajar mengajar, membuktikan bahwa manusia membutuhkan
belajar untuk menjalankan tanggungjawab sebagai khalifah tersebut hanya dengan
belajar dan bekerja keraslah jalan satu-satunya yang dapat mengimbangi
perkembangan zaman yang begitu pesat.
Melihat pergaulan era sekarang ini yang luar biasa,
apabila tidak didasari ilmu Agama maka manusia tidaka akan berjalan sesuai
norma yang berlaku. Interaksi pergaulan yang intens kepada seorang teman akan
membawa pengaruh. Karena sifat, sikap, tingkah laku jika bersentuhan dengan
pribadi seseorang maka akan memberikan dampak bagi orang tersebut. Perilaku
yang buruk biasanya akan lebih cepat menular kepada pembentukan kepribadian
seseorang. Ibarat penyakit menular yang akan menjangkiti siapapun yang berada
didekatnya. Sebagai contoh, bila kita bergaul dengan anak-anak punk maka kita
bisa ikut-ikutan menjadi anak punk, bila kita bergaul dengan para motivator
maka hidup kita akan berubah menjadi semangat motivasi, jika kita bergaul
dengan orang shalih maka kita bisa menjadi anak yang shalih, jika kita bergaul
dengan para penulis maka kemungkinan besar kita pun bisa menjadi seorang
penulis, jika kita bergaul dengan orang yang suka mencuri maka perilaku kita
bisa menjadi seperti seorang pencuri dan lain-lain.
Sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan
dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta
keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat
mengkhawatirkan Bangsa karena ditangan generasi mudalah Bangsa ini akan dibawa,
baik buruknya Bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda. Generasi
muda saat ini kurang memiliki rasa Cinta Tanah Air, ini dapat dilihat dari
lebih gemarnya anak muda anak muda untuk pergi kebioskop dari pada ke
museum-museum sejarah perjuangan bangsa, mengapa hal ini bisa terjadi? Ada
beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama
kurangnya pemupukan pendidikan agama dan rasa cinta tanah air semenjak kecil,
sinetron-sinetron yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang
produktif bagi perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan Bangsa
ini tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang
dapat menimbulkan Rasa cinta tanah air. Pergaulan remaja saat ini sangat
mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai
Narkoba dikalangan remaja, dan adanya seks bebas dikalangan remaja, angka
remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini mencapai 50 persen ramaja
melakukan hubungan seks diluar nikah . Ini sangat mengkawatirkan bagi
Bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan remaja yang
menyebabkan seks bebas dapat terjadi .
Maka dari itu para pendidik di kalangan PAUD menjadi
sangat unrgent, Karena menjadi pondasi atau landasan pendidikan dimasa
selanjutnya. Guru di kalangan PAUD merupakan sosok yang mampu mengubah karakter
anak setelah keluarga, khususnya pendidikan agama yang memang sudah selayaknya
ditanamkan sejak usia dini.
Dengan alasan yang sudah dikemukakan dalam latar belakang
di atas, kiranya penulis merasa perlu untuk membahas tentang Peran Guru dalam
Meningkatkan Pendidikan Agama Islam Terhadap Anak Usia Dini di Paud
Nurussyibyan Bener Kepil Wonosobo.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.
Bagaimana Peran guru dalam meningkatkan
pendidikan agama islam di PAUD Nurussibyan?
2.
Apakah Faktor pendukung dan
penghambat guru dalam menanamkan pendidikan agama islam pada anak di PAUD
Nurussibyan?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Peran guru dalam meningkatkan pendidikan agama
islam di PAUD Nurussibyan.
2. Untuk mengetahui Faktor pendukung dan penghambat guru dalam
menanamkan pendidikan agama islam pada anak di PAUD Nurussibyan.
D.
Manfaat Penelitian
1.
Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan sumbangan konsep tentang peran guru terhadap meningkatkan pendidikan agama islam di PAUD.
2.
Secara praktis
a.
Manfaat Bagi Peserta Didik
Manfaat yang diperoleh peserta didik diantaranya :
1)
Mampu memahami agama sejak usia
dini
2)
Mampu mempraktekkan akhlakul
karimah dalam kehidupan sehari-hari.
3)
Mampu berperilaku sesuai tuntunan
agama islam.
b.
Manfaat Bagi Guru
Manfaat yang diperoleh oleh guru diantara adalah :
1)
Selain menularkan ilmu guru juga
mampu lebih memahami tentang agama.
2)
Guru mampu menjadi tauladan bagi
peserta didik.
c.
Manfaat Bagi Sekolah
Adapun manfaat yang diperoleh bagi sekolah diantara
adalah :
1)
Sekolah mampu sebagai tempat
menimba ilmu seklaigus membentuk karakter peserta didik.
2)
Sekolah membantu menanamkan
pengetahuan agama sejak usia dini.
E.
Metode penelitian
1.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi
subjek penelitian adalah peserta didik di sekolah PAUD Nurussibyan di Ngadirojo
Kulon Bener Kepil Wonsobo.
2.
Data dan Sumber Data
a.
Sumber data primer, yaitu berupa
informasi-informasi yang diperoleh dari PAUD Nurussibyan yang meliputi Guru dan
anak didik.
b.
Sumber data sekunder, berasal dari
kepala sekolah, wali murid dan literatur-literatur yang mendukung, baik berupa
buku-buku, artikel-artikel, jurnal, data-data yang diperoleh dari internet,
dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini, data tersebut
dikumpulkan berdasarkan dengan kategori dasar yang sesuai dengan pokok
permasalahan.[4]
3.
Teknik pengumpulan data.
a.
Observasi.
Teknik observasi atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. [5] Teknik
ini digunakan untuk mendapat informasi tentang keadaan di di PAUD Nurussyibyan
Desa Bener Kecamatan Kepil kabupaten Wonosobo secara umum yang meliputi keadaan
anak didik, jumlah anak didik, serta kegiatan di PAUD Nurussyibyan Desa Bener
Kecamatan Kepil kabupaten Wonosobo.
b.
Wawancara
Wawancara yaitu salah satu metode pengumpulan data
dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan
berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.[6] Teknik ini
penulis gunakan untuk mendapat informasi yang penulis butuhkan dengan cara
bertanya langsung kepada guru tentang cara meningkatkan pendidikan agama islam
dan tentang sejarah berdirinya, keadaan sekolah dan lain sebagainya.
c.
Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik.[7]
Teknik ini peneliti gunakan untuk meneliti data-data yang bersifat dokumen
seperti struktur organsasi, jumlah guru dan peserta didik, kegiatan, dan sarana
prasarana di PAUD Nurussyibyan Desa Bener Kecamatan Kepil kabupaten Wonosobo.
F.
Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan skripsi
yang berjudul “Peran Guru Dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam
Terhadap Anak Usia Dini di PAUD Nurussyibyan Desa Bener Kecamatan Kepil Kabupaten
Wonosobo”, penulis membagi ke dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, isi,
dan penutup. Dan secara keseluruhan tulisan ini ada lima bab.
Bab pertama, merupakan
pendahuluan yang ditempatkan pada tahap pertama. Dalam
pendahuluan dipaparkan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang
masalah, hal ini jelas diperlukan karena untuk menjelaskan dan
mengetahui faktor-faktor yang menjadi dasar pendukung terjadinya masalah yang
akan diteliti, serta menjelaskan alasan-alasan yang dianggap menarik dan
penting untuk diteliti. Dilanjutkan dengan identifikasi masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, kerangka
teori yang berisi tentang peran dan tanggungjawab guru, pendidikan agama islam
dan tinjauan tentang anak.
Bab ketiga Laporan hasil
penelitian dengan sub-sub bab : A. Gambaran umum PAUD Nurus Sibyan : Letak
geografis, gambaran singkat, kondisi sosial masyarakat dan komite sekolah, visi
dan misi sekolah, formasi tenaga kependidikan, kesiswaan, struktur organisasi.
B. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di PAUD Nurus Sibyan meliputi kurikulum,
metode, evaluasi, prestasi belajar C. Peran guru dalam
meningkatkan pendidikan agama islam terhadap anak usia dini di
PAUD Nurus Sibyan.
Bab keempat, Berisi
tentang analisis data hasil penelitian, merupakan hasil menelaah teori dan
mencermati obyek penelitian.
Bab kelima, adalah bab terakhir
sebagai penutup. Dalam bab ini terbagi menjadi dua sub bab, pertama, kesimpulan
dari semua pembahasan yang telah diuraikan, selanjutnya kritik dan saran yang
dianggap perlu. kemudian daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta curriculum
vitae.
[1] Sutrisno, Revolusi
Pendidikan di Indonesia
(Membedah Metode dan
Teknik Pendidikan Berbasis Kompetensi),
(Yogyakarta : ar-Ruzz, 2005), hlm. 29
[2] Fathul Himam, Strategi Pengembangan Sistem
Penilaian Untuk Mendeteksi Potensi Peserta
Didik : Situated
Learning Approach,dalam Rekayasa
Sistem Penilaian Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Yogyakarta : HEPI, 2005, hlm. 146
[3]
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan, Semarang: CV. Asy-Syifa’,
2000, hlm. 11-12
[4] Arikunto
Suharsimi, Manejemen Penelitian, Cet. Ke-6, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003), hlm. 83.
[5] Nana
Syaudih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm . 220
[6] Sutrisno
Hadi, Metodologi research, Jilid II, (Yogyakarta : Andi, 2002), hlm. 193
[7] Syaudih
Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan,…. hlm. 221
No comments:
Post a Comment
Coment..