Thursday 5 January 2017

PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP ANAK USIA DINI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kondisi bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sampai sekarang masih  belum  menentu,  hal  ini  perlu  ditanggapi  secara  arif  dan  penuh  tanggung  jawab.  Semua  pihak  yang  terlibat  dalam  pendidikan  hendaknya  tidak  hanyut dalam aktivitas yang sifatnya provokatif dan saling menyalahkan satu sama lain. Krisis bangsa yang semakin akut perlu dihadapi dengan introspeksi diri, sembari berupaya mencari alternatif solusinya. [1]
Di  sisi  lain,  masyarakat,  baik  organisasi  maupun  perseorangan,  saat  ini sedang   berada   dalam   situasi   yang   serba   berubah.   Perubahan   itu   terutama bersumber    dari    kencangnya    arus    globalisasi    sehingga    berdampak    pada munculnya  ciri  saling  terkait  antara  satu  situasi  dengan  situasi  yang  lain,  dan  pada akhirnya menciptakan hubungan yang sifatnya kompleks.
Dunia  pendidikan  mengartikan  situasi  ini  sebagai  sumber  tantangan  dan kesempatan. Tumbuh satu kebutuhan untuk mengembangkan strategi yang efektif demi   mengantisipasi   dampak   perubahan   global.   Institusi   pendidikan   mulai dituntut   untuk   mengembangkan   strategi   pembelajaran   dan   pendidikan   yang secara efektif dapat  digunakan sebagai  landasan  pengembangan perilaku adaptif yang secara strategis berfungsi menyiasati situasi yang serba berubah itu. [2]
Pendidikan di indonesia seringkali mengalami dilema dalam mencetak generasi yang mumpuni dan mempunyai akhlak yang baik. Padahal saat ini Indonesia mengalami persaingan di kancah internasional yang pendidikannya lebih mengedepankan rasionalitas tanpa diimbangi dengan agama.  Dilema  ini  muncul  terutama karena   kurangnya pendidikan agama sejak dini, usia kanak-kanak sebagai cikal bakal generasi penerus perlu diberikan pendidikan agama agar mempunyai keseimbangan antara akal dan iman.     
Mempelajari agama merupakan salah satu kewajiban bagi orang islam. Maka secara naluriah, manusia dituntut bahkan diwajibkan untuk selalu belajar mempelajari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan yang bersifat umum. Maka betapa pentingnya belajar, sebagaimana firman Allah SWT :
N¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd
bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹  (#qä9$s% y7oY»ysö6ß Ÿw zNù=Ïæ !$uZs9 žwÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOŠÅ3ptø:$#

Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."(Al-Baqarah : 31 – 32).[3]
Sebagaimana Nabi Adam As, manusia pertama dan pertama kalinya adanya proses belajar mengajar, membuktikan bahwa manusia membutuhkan belajar untuk menjalankan tanggungjawab sebagai khalifah tersebut hanya dengan belajar dan bekerja keraslah jalan satu-satunya yang dapat mengimbangi perkembangan zaman yang begitu pesat.
Melihat pergaulan era sekarang ini yang luar biasa, apabila tidak didasari ilmu Agama maka manusia tidaka akan berjalan sesuai norma yang berlaku. Interaksi pergaulan yang intens kepada seorang teman akan membawa pengaruh. Karena sifat, sikap, tingkah laku jika bersentuhan dengan pribadi seseorang maka akan memberikan dampak bagi orang tersebut. Perilaku yang buruk biasanya akan lebih cepat menular kepada pembentukan kepribadian seseorang. Ibarat penyakit menular yang akan menjangkiti siapapun yang berada didekatnya. Sebagai contoh, bila kita bergaul dengan anak-anak punk maka kita bisa ikut-ikutan menjadi anak punk, bila kita bergaul dengan para motivator maka hidup kita akan berubah menjadi semangat motivasi, jika kita bergaul dengan orang shalih maka kita bisa menjadi anak yang shalih, jika kita bergaul dengan para penulis maka kemungkinan besar kita pun bisa menjadi seorang penulis, jika kita bergaul dengan orang yang suka mencuri maka perilaku kita bisa menjadi seperti seorang pencuri dan lain-lain.
Sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat mengkhawatirkan Bangsa karena ditangan generasi mudalah Bangsa ini akan dibawa, baik buruknya Bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda. Generasi muda saat ini kurang memiliki rasa Cinta Tanah Air, ini dapat dilihat dari lebih gemarnya anak muda anak muda untuk pergi kebioskop dari pada ke museum-museum sejarah perjuangan bangsa, mengapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama kurangnya pemupukan pendidikan agama dan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan Bangsa ini tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang dapat menimbulkan Rasa cinta tanah air. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai Narkoba dikalangan remaja, dan adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini mencapai 50 persen ramaja melakukan hubungan seks diluar nikah . Ini sangat mengkawatirkan bagi Bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan remaja yang menyebabkan seks bebas dapat terjadi .
Maka dari itu para pendidik di kalangan PAUD menjadi sangat unrgent, Karena menjadi pondasi atau landasan pendidikan dimasa selanjutnya. Guru di kalangan PAUD merupakan sosok yang mampu mengubah karakter anak setelah keluarga, khususnya pendidikan agama yang memang sudah selayaknya ditanamkan sejak usia dini.
Dengan alasan yang sudah dikemukakan dalam latar belakang di atas, kiranya penulis merasa perlu untuk membahas tentang Peran Guru dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam Terhadap Anak Usia Dini di Paud Nurussyibyan Bener Kepil Wonosobo.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.    Bagaimana Peran guru dalam meningkatkan pendidikan agama islam di PAUD Nurussibyan?
2.    Apakah Faktor pendukung dan penghambat guru dalam menanamkan pendidikan agama islam pada anak di PAUD Nurussibyan?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui Peran guru dalam meningkatkan pendidikan agama islam di PAUD Nurussibyan.
2.      Untuk mengetahui Faktor pendukung dan penghambat guru dalam menanamkan pendidikan agama islam pada anak di PAUD Nurussibyan.

D.    Manfaat Penelitian
1.    Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan konsep tentang peran guru terhadap  meningkatkan pendidikan agama islam di PAUD.

2.    Secara praktis
a.       Manfaat Bagi Peserta Didik
Manfaat yang diperoleh peserta didik diantaranya :
1)      Mampu memahami agama sejak usia dini
2)      Mampu mempraktekkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.
3)      Mampu berperilaku sesuai tuntunan agama islam.
b.      Manfaat Bagi Guru
Manfaat yang diperoleh oleh guru diantara adalah :
1)      Selain menularkan ilmu guru juga mampu lebih memahami tentang agama.
2)      Guru mampu menjadi tauladan bagi peserta didik.
c.       Manfaat Bagi Sekolah
Adapun manfaat yang diperoleh bagi sekolah diantara adalah :
1)      Sekolah mampu sebagai tempat menimba ilmu seklaigus membentuk karakter peserta didik.
2)      Sekolah membantu menanamkan pengetahuan agama sejak usia dini.





E.     Metode penelitian
1.      Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang  menjadi subjek penelitian adalah peserta didik di sekolah PAUD Nurussibyan di Ngadirojo Kulon Bener Kepil Wonsobo.
2.      Data dan Sumber Data
a.       Sumber data primer, yaitu berupa informasi-informasi yang diperoleh dari PAUD Nurussibyan yang meliputi Guru dan anak didik.
b.      Sumber data sekunder, berasal dari kepala sekolah, wali murid dan literatur-literatur yang mendukung, baik berupa buku-buku, artikel-artikel, jurnal, data-data yang diperoleh dari internet, dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini, data tersebut dikumpulkan berdasarkan dengan kategori dasar yang sesuai dengan pokok permasalahan.[4]
3.      Teknik pengumpulan data.
a.       Observasi.
Teknik observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. [5] Teknik ini digunakan untuk mendapat informasi tentang keadaan di di PAUD Nurussyibyan Desa Bener Kecamatan Kepil kabupaten Wonosobo secara umum yang meliputi keadaan anak didik, jumlah anak didik, serta kegiatan di PAUD Nurussyibyan Desa Bener Kecamatan Kepil kabupaten Wonosobo.

b.      Wawancara
Wawancara yaitu salah satu metode pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan.[6] Teknik ini penulis gunakan untuk mendapat informasi yang penulis butuhkan dengan cara bertanya langsung kepada guru tentang cara meningkatkan pendidikan agama islam dan tentang sejarah berdirinya, keadaan sekolah dan lain sebagainya.
c.       Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.[7] Teknik ini peneliti gunakan untuk meneliti data-data yang bersifat dokumen seperti struktur organsasi, jumlah guru dan peserta didik, kegiatan, dan sarana prasarana di PAUD Nurussyibyan Desa Bener Kecamatan Kepil kabupaten Wonosobo.

F.     Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan skripsi yang berjudul Peran Guru Dalam Meningkatkan Pendidikan Agama Islam Terhadap Anak Usia Dini di PAUD Nurussyibyan Desa Bener Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo”, penulis membagi ke dalam tiga tahap yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Dan secara keseluruhan tulisan ini ada lima bab.
Bab pertama, merupakan pendahuluan yang ditempatkan pada tahap pertama. Dalam pendahuluan dipaparkan secara jelas hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, hal ini jelas diperlukan karena untuk menjelaskan dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi dasar pendukung terjadinya masalah yang akan diteliti, serta menjelaskan alasan-alasan yang dianggap menarik dan penting untuk diteliti. Dilanjutkan dengan identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, kerangka teori yang berisi tentang peran dan tanggungjawab guru, pendidikan agama islam dan tinjauan tentang anak.
 Bab ketiga Laporan hasil penelitian dengan sub-sub bab : A. Gambaran umum PAUD Nurus Sibyan : Letak geografis, gambaran singkat, kondisi sosial masyarakat dan komite sekolah, visi dan misi sekolah, formasi tenaga kependidikan, kesiswaan, struktur organisasi. B. Pelaksanaan pendidikan agama Islam di PAUD Nurus Sibyan meliputi kurikulum, metode, evaluasi, prestasi belajar C. Peran guru dalam meningkatkan pendidikan agama islam terhadap anak usia dini di PAUD Nurus Sibyan.
Bab keempat, Berisi tentang analisis data hasil penelitian, merupakan hasil menelaah teori dan mencermati obyek penelitian.
Bab kelima, adalah bab terakhir sebagai penutup. Dalam bab ini terbagi menjadi dua sub bab, pertama, kesimpulan dari semua pembahasan yang telah diuraikan, selanjutnya kritik dan saran yang dianggap perlu. kemudian daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta curriculum vitae.










[1] Sutrisno,  Revolusi  Pendidikan  di  Indonesia  (Membedah  Metode  dan  Teknik  Pendidikan Berbasis Kompetensi), (Yogyakarta : ar-Ruzz, 2005), hlm. 29
[2] Fathul Himam, Strategi Pengembangan Sistem Penilaian Untuk Mendeteksi Potensi Peserta    Didik    :    Situated    Learning    Approach,dalam    Rekayasa    Sistem Penilaian Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas  Pendidikan,   Yogyakarta : HEPI, 2005, hlm. 146
[3] Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemahan, Semarang: CV. Asy-Syifa’, 2000, hlm. 11-12
[4] Arikunto Suharsimi, Manejemen Penelitian, Cet. Ke-6, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 83.
[5] Nana Syaudih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm . 220
[6] Sutrisno Hadi, Metodologi research, Jilid II, (Yogyakarta : Andi, 2002), hlm. 193
[7] Syaudih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan,…. hlm. 221 

No comments:

Post a Comment

Coment..