Wednesday, 17 April 2013

Mendidik dengan pendekatan psikologi


Guru merupakan sosok uswatun hasanah bagi anak didiknya, menurut falsafah jawa guru berarti “digugu lan ditiru” yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan masih ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya walaupun intinya sama. Saat ini sosok guru sudah ikut "ter-reformasi". Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.
Peranan seorang Guru pada dunia pendidikan merupakan hal yang vital. Beberapa masalah yang sering dihadapi adalah masalah-masalah yang menyangkut tentang pribadi dan karakter seorang siswa sebagai objek dari sebuah pembelajaran.Teknik pendekatan psikologis ini didasarkan pada sifat manusia yang memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda-beda.

Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki perbedaan, begitu pula dengan pendekatan psikologis seorang guru sebagai pengajar untuk anak didik dan pendekatan orang tua terhadap anaknya untuk menjelaskan suatu mata pelajaran. Seorang anak sebaiknya tidak perlu didoktrin, namun diberikan suatu pendekatan psikologis untuk membentuk jiwa seorang anak dengan baik dan bertanggungjawab atas tindakannya.
Perhatian orang tua juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, hal ini tentunya dipengaruhi oleh kondisi rumah dan keharmonisan keluarga. Dengan adanya perhatian orang tua, maka anak akan merasa diperhatikan dan juga dibutuhkan oleh orang tuanya. Sehingga sebagai timbal baliknya maka anak akan memberikan yang terbaik untuk orang tuanya. Yang terbaik untuk orang tuanya akan ditunjukkan melalui sikap dan perilaku juga nilai pelajaran di sekolah yang bertujuan untuk memberikan kebahagiaan kepada orang tuanya.
Tugas seorang guru adalah sebagai orang tua kedua bagi siswa dimana ia harus mampu memahami karakter siswa dan mampu menjalin komunikasi yang baik. Seorang siswa akan menjadi lebih nyaman ketika mempunyai tempat untuk berkeluh kesah dan mencurahkan kegelisahannya. Disini peran guru juga dituntut untuk menjadi seorang sahabat, dengan seperti itu siswa akan lebih leluasa untuk mencurahkan kegelisahannya namun sudah barang tentu hal ini dilakukan diluar kelas. Ketika kondisi siswa sudah merasa nyaman dengan guru maka semua materi yang guru berikan pasti akan disambut baik oleh siswa. Mencoba peduli dengan masalah-masalah pribadi siswa dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan siswa merupakan salah satu strategi dalam kegiatan belajar mengajar. 

No comments:

Post a Comment

Coment..