Kita memerlukan suatu perubahan untuk mewujudkan
masyarakat yang ideal dan kreatif untuk mengahadapi tantangan globalisasi di
era ini. Pebaikan dalam sistem pendidikan islam memerlukan perubahan paradigma.
arah prubahan paradigma pendidikan dari paradigma lama ke paradigma baru,
berbagai aspe mendasar yaitu,[1] Pertama,
paradigma lama lama terlihat upaya pendidikan cenderung pada : Statistik,
kebijakan lebih bersifat Top Down, orientasi pengembangan pendidikan lebih
bersifat parsial karena pendidikan didesain untuk sector pertumbuhan ekonomi,
stabilitas ekonomi dan keamanan serta tekhnologi perakitan. Peran pemerintah
sangat dominant dalam kebijakan pendidikan dan lemahnya peran institusi
pendidikan dan institusi non sekolah. Kedua,
paradifma baru, orientasi pendidikan pada : desentralistik, kebijakan pendidikan bersifat Botton up, orientasi pengembangan pendidikan lebih bersifat holistic, artinya pendidikan ditekankan pada pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajmukan budaya, kemajmukan berfikir, menjunjung tinggi moral, kemanusiaan dan agama, kesadaran kreaktif produktif dan kesadaran hukum. Meningkatkan peran serta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif dalam upaya pengambangan pendidikan , pemberdayaan institusi masyarakat seperti keluarga, pesantren, dunia usaha dan lain-lain.
paradifma baru, orientasi pendidikan pada : desentralistik, kebijakan pendidikan bersifat Botton up, orientasi pengembangan pendidikan lebih bersifat holistic, artinya pendidikan ditekankan pada pengembangan kesadaran untuk bersatu dalam kemajmukan budaya, kemajmukan berfikir, menjunjung tinggi moral, kemanusiaan dan agama, kesadaran kreaktif produktif dan kesadaran hukum. Meningkatkan peran serta masyarakat secara kualitatif dan kuantitatif dalam upaya pengambangan pendidikan , pemberdayaan institusi masyarakat seperti keluarga, pesantren, dunia usaha dan lain-lain.
Berdasakan pandangan ini, pendidikan islam sudah harus
diupayakan untuk mengalihkan paradigma yang beroreientasi ke masa lalu (abad
pertengahan) ke paradigma yang berorientasi ke masa depan, yaitu mengalihkan dari
paradigma pendidikan yang hany mengetkan kemajuan, ke paradigma pendidikan yang
merintis kemajuan. Mengalihkan paradigma dari yang berwatak feodal ke
paradigma pendidikan yang bersifat demokratis.
Dengan demikian kerangka acuan pemikiran dalam
penataan dan pengembangan sistem pendidikan islam menuju masyarakat madani
Indonesia, harus mampu mengakomodasi berbagai pandangan secara selektif
sehingga terdapat keterpaduan dalam konsep, yaiut :[2]
Pertama, pendidikan harus membangun prinsip
kesetaraan antara sector pendidikan dengan sector-sektor lain. Sistem
pendidikan harus senantiasa bersama-sama dengan sistem lain untuk mewujudkan
cita-cita masyarakat madani Indonesia. Pendidikan bukan merupakan sesuatu yang
eklusif dan terpisah dari masyarakat dan sistem sosialnya, tetapi pendidikan
sebagai sistem yang terbuka dan senantiasa berinteraksi dengan masyarakat dan
linkungannya. Kedua, pendidikan merupakan wahana pemberdayaan masyarakat
dengan mengutamakan openciptaan dan pemeliharaan sumber yang berpengaruh,
seperti keluarga, sekolah, media massa dan dunia usaha. Ketiga, prinsip
pemberdayaan masyarakat dengan segenap institusi social yang ada di dalamnya,
terutama institusi yang dilekatkan oleh fungsi mendidik generasi penerus
bangsa. Seperti pesantren, kelauarga dan berbagai wadah organisasi pemuda,
diberdayakan untuk dapat mengembangkan fungsi pendidikan denagn baik serta
menjadi bagian yang terpadu dari pendidikan. Keempat, prinsip
kemandirian dalam pendidikan dan prinsip pemerataan menurut warga Negara secara
individual maupun kolektif untuk memiliki kemampuan untuk bersaing sekaligus
kemampuan bekerjasama. Kelima, dalam kondisi masyarakat yang pluralistik
diperlukan prinsip toleransi dan consensus. Untuk itu pwndidikan sebagai wahana
pemberdayaan masyarakat denagn mengutamakan penciptaan dan pemeliharaan
sumber-sumber tersebut secara dinamik. Keenam, Prinsip perencanaan
pendidikan. Pendidikan selalu dituntut untuk cepat tanggap atas perubahan yang zontal
(antarsektor) dan vertikal (antar jenjang-bottom-up dan top-down
planning), pendidikan harus berorientasi pada peserta didik dan pendidikan
harus bersifat multicultural serta pendidikan dengan perspektif global.
Dengan rumusan paradigma pendidikan tersebut, paling
tidak memberikan arah sesuai dengan arah pendidikan yang secara makro ditunut
untuk mengahantarkan masyarakat Indonesia yang demokratis, religius dan tangguh
menghadapi linglkungan global. Dalam upaya pembaharuan pendidikan islam perlu
adanya ikhtiar yaitu strategi kebijakan perubahan diletakkan untuk menagkap
kesempatan perubahan tersebut. Mau tidak mau pendidikan islam harus meningglkan
paradigma lama menuju paradigma baru berorientasipada masa depan, merintis
kemajuan, berjaiwa demokratis, berorientasi pada perserta didik, bersifat
multicultural dan berorientasi pada perspektif global, sehingga terbentuk
pendidikan yang berkualitas dalam menghadapi tantangan global. Sebab, pada
tataran konsep pendidikan baik formal maupun non formal pada dasarnya memiliki
peran penting melegitimasi bahkan melanggengkan sistem dan structural social
yang ada dan sebaliknya penididkan merupakan proses perubahan social. Tetapi
peran pendidikan terhadap sistem dan struktur social tersebut sangat bergantug
pada paradigma pendidikan yang mendasarinya.
No comments:
Post a Comment
Coment..