Saturday, 12 February 2011

VALENTIN DAY BUDAYA NON MUSLIM


Pada hitungan hari ke-14 Bulan Februari tahun Masehi menjadi moment bersejarah bagi kehidupan umat manusia di dunia. Hari tersebut dikenang, di hormati dan dita’dzimkan sebagai Valentines  Day atau hari kasih sayang. Sebuah ritual yang berasal dari peringatan atas St. Valentine (pendeta Khatolik dari Roma), seorang martyr, yaitu mati syahid atau mati dalam memperjuangkan kesucian ajaran agamanya dalam doktrin Kristen. Pendeta Valentine hidup pada abad ke-3 M, pada masa Kaisar Romawi (Claudius II) yang berambisi melakukan ekspansi politik kekuasaannya. Sehingga mengharuskan pemuda pria untuk bergabung dalam bala tentera Roma.
Karena kebijakan Kaisar yang ambisius tersebut, akhirnya pernikahan pun tidak diizinkan, dengan tujuan memperbanyak para lelaki yang berjuang. Bisa dibayangkan bagaimana hasrat bercinta kaum muda yang menjadi ftrah manusia, harus berhadapan dengan ambisi politik yang melawan hukum Tuhan. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi pendeta Valentine, yang kemudian secara diam-diam mamberkati beberapa pasangan muda-mudi yang ingin menikah tanpa mengindahkan ancaman dari pemerintah. Kaisar Claudius akhirnya geram atas keberanian St.Valentine sehingga menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Saat menanti vonis mati, Valentine sempat jatuh cinta kepada anak penjaga penjara yang buta. Sebelum eksekusi mati dijatuhkan pada tanggal 14 Februari tahun 270 M, Valentine sempat menulis surat kerinduan kepada gadis pujaan hatinya.  Surat tersebut diakhiri dengan “from your valentine” (dari Valentine-mu).
Itulah sejarah hari Valentine yang diilhami nilai kepahlawanan (heroic value) rasa cinta. Maka memperingati hari yang penuh kasih sayang ini selayaknya menengok kembali sejauh mana sense of loving yang merupakan fitrah kemanusiaan ini membumi dalam setiap ruang-ruang kehidupan. Seolah menjadikan segala nilai kehidupan yang semula memiliki nilai transenden, menjadi sepenuhnya profan dan fisikal. Pesta  seks bebas, saling bertukar kado sesana pasangan, pesta minuman keras  dan barang haram lainnya serta banyak lagi upacara kosong yang menghiasi suasana Valentine. Betapa murahnya ketika nilai kasih sayang hanya diukur dengan berapa banyak materi yang dikeluarkan untuk menemukan cinta yang palsu.
Refleksi Hari Valentine saat ini akan manemukan makna baru yang terbuka bagi siapapun tanpa tersekat oleh perbedaan agama, status social dan kepentingan politik tertentu. Dengan memberikan spirit kemanusiaan yang tetap bersumber pada hakikat penciptaan, ketimbang social antara kaya-miskin, desa-kota dan penguasa-rakyat, adalah akibat tidak adanya kesadaran kasih sayang terhadap sesama. Dari kekosongan cinta penguasa bisa bertindak semena-mena, korupsi dan berkhianat kepada rakyat. Tanpa cinta agama akan berubah menjadi pedang suci yang siap menumpahkan darah siapapun yang dianggap menentang.
Harapan kita semua, semoga dengan memberi makna positif pada Hari Valentine, kehidupan manusuia menjadi lebih baik dan senantiasa dalam naungan kasih sayang Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan kasih sayang, perang akan hilang, dengan kasih sayang dendam akan redam, Dengan cinta dunia akan kembali bercahaya. namun hari kasih sayang bukan hanya tanggal 14 Februari setiap hari Rosululloh telah mengajarkan kita untuk saling mengasihi, marilah kita selalu melabuhkan cinta kasih kita kepada yang maha yaitu Allah SWT.

No comments:

Post a Comment

Coment..